Kamis, 21 Juni 2012

Sebuah Renungan


Dikisahkan,
tentang seorang yang menangis terisak,
kemudian tersungkur tak sadarkan diri.
Setelah siuman, dia ditanya: "Ada apa dengan dirimu?"
Dia menjawab: "Selepas shalat aku berzikir, kemudian aku menghitung-hitung keadaan diriku.
Aku mengadili diriku sendiri sebelum datang pengadilan ALLAH.
Bila setiap harinya aku berbuat dosa,
apakah karena lalai ibadah atau karena amal-amalku,
berarti aku telah menabung 365 dosa setiap tahunnya.
Umurku enam puluh tahun dan itu berarti 21.900 dosa yang harus aku pertanggungjawabkan.
Padahal, tidak ada satu perbuatan walau sebesar biji zarah sekali pun kecuali akan diperhitungkan ALLAH SWT di hari kiamat nanti.
Lantas betapa aku akan menghadap Rabb-ku?
Oh, alangkah sedikitnya bekalku untuk menempuh perjalanan yang panjang nanti."
ujarnya.

Ma'sya ALLAH.
Orang tersebut menangisi dirinya sendiri,
menghitung diri sebelum datang hari perhitungan yang sesungguhnya.
Tangisannya adalah penyesalan.
Dan setiap orang yang menangis dan menyesali dosanya adalah pintu menuju ke surga.
Begitu tingginya nilai tangisan bagi hamba yang merindu sehingga ALLAH akan membebaskannya dari api neraka.
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Tidak akan pernah masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada ALLAH."
(HR at-Tirmidzi).

Berbahagialah orang-orang yang menangis dalam penyesalannya.
Berbahagialah orang yang meneteskan air mata karena mewaspadai dirinya di hadapan ALLAH kelak.
Berbahagialah orang yang menangis sebelum datang saatnya dia akan ditangisi.
Berbahagialah para pemimpin yang terisak merintih getir memikirkan duka derita nasib rakyatnya.

Menangislah,
sebelum datang suatu masa
di mana malaikat pemutus segala kelezatan akan datang menghentikan segala desah napas dan membuyarkan segala impian.
Wallahu a'lam.

Subhanallahi wabihamdihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar