Minggu, 29 Januari 2012

Energi cinta menepis siksa


Ketika siksa mendera tubuhmu, engkau tetap tegar dan perasan cintamu kepadaNya semakin besar....
Engkaulah Wanita penghuni surga....
Engaulah Bidadari bernama Masyitah seorang tukang sisir penguasa dzalim bernama fir’aun

Suatu hari ketika engkau melakukan tugasmu untuk menyisir rambut putri-putri fir’aun, tanpa sengaja engkau menjatuhkan sisir dihadapan putri-putri fir’aun,lalu meluncurlah kalimat” Subhanallah” dari bibirmu, telinga putri fir’aun bagai tersambar petir mendengar ucapanmu, seketika itu pula putri fir’aun beranjak dari tempat duduknya dan mengadukan hal tersebut kepada fir’aun. Engkau termenung memikirkan siksa yang akan kau terima, dengan penuh kepasrahan dan menguatkan hatimu engkau berdoa kepada Allah demi cintamu yang tulus kepada Rabbmu engkau rela menerima siksa yang teramat pedih.....
Fir’aun datang bersama Algojonya, “ Apa yang kau sebut tadi masyitah!” hardik fir’aun, sejenak engkau terbungkam kemudian algojo menghempaskan pecutnya ketubuhmu yang tak berdaya dihadapan orang-orang dzalim itu. “ Jawab! Apa yang kau sebut tadi! “ bentak fir’aun lagi.  Lalu dengan tegas engkau menyebut “ Subhanallah”.
Allahuakbar...Allahuakbar!!! Engkau dianugerahi keberanian dan kekuatan oleh Rabbmu, engkau tak lagi tertunduk meski cemeti berkali-kali melukai tubuhmu.
“ Berani benar engkau menentangku! Akulah tuhanmu, aku tuhannya orang mesir! Dan akulah yang menentukan hidup dan matimu! Kata fir’aun dengan geramnya....
Dengan sisa-sisa kekuatanmu dan rasa sakit yang teramat pedih engkau berujar “Maha suci Allah, tiada sesembahan lain kecuali Allah, Allahlah yang meciptakan langit, bumi, dan segala isinya. Allah yang menentukan rezeki bagi hamba-hambaNya, tiada sesuatupun yang sempurna,kecuali Allah”.
Tambah geramlah hati Fir’aun dan para algojonya, maka semakin kuat pula mereka menyiksa tubuhmu, sebuah kuali besar dengan minyak yang teramat panas terjerang diatas api yang menjilat-jilat.
“ Hai Budak! Apakah kau kenal orang-orang ini?!” hardik fir’aun
Kedua orang itu adalah anak-anakmu dalam genggaman para algojo fir’aun, Engkau hanya mampu memandangi anakmu satu persatu dengan tetesan air mata, anakku yang masih kecilpun mengalami siksaan sepertiku.
Algojo fir’aun bertanya lagi,” masihkah kau mengingkari tuhan fir’aun, hai budak?!”
Dengan tegas engkau berkata “ Tuhanku adalah Allah yang Maha Esa, Allahu Ahad, Ahad!”
Tanpa basa basi lagi para algojo yang dzalim itu seketika melempar anakmu kedalam kuali yang berisi minyak mendidih, kedua anakmu menjerit dan menjerit hingga suara  mereka lenyap dalam kobaran api.
Duhai wanita penghuni surga jeritan anakmu adalah jeritan hatimu, hanya air mata yang bercucuran membasahi pipimu menyaksikan kematian anakmu demi cintamu kepada Rabbmu. Dengan kekuatan cinta yang engkau miliki, kau hapus air matamu. Keimananmu telah membangkitkan jiwamu.
Kembali para algojo fir’aun menghardikmu,” hai budak, sebut fir’aun tuhanmu!”
“Rabbiyallah! Hanya Allah tuhanku. Allah yang menentukan hidup dan matiku.
“Masih tegakah kau melihat anak bayimu kulempar kedalam kuali mendidih itu, budak?!”
“ Api tidak mematikan, kecuali jika ajal memanggil, Allahlah yang menghidupkan dan Allah pulalah yang mematikan, kemudian Allah pula yang menghidupkan kembali”
Tiba-tiba, kau saksikan kembali anak bayimu dilemparkan kedalam kuali yang berisi minyak mendidih, sejenak engkau memejamkan matamu, namun kemudian dengan lantangnya engkau berseru ”wahai anak-anakku...kalian adalah syuhada pengisi surga! Tunggulah ibumu. aku akan menyusul kalian!”
Lalu engkau berseru kepada para algojo fir’aun” Wahai budak kekuasaan, kalian adalah setan-setan berwajah manusia, sampaikan pesan terakhirku kepada rajamu, manusia yang kalian anggap tuhan, bahwa sudah kehendak Allah, tidak lama lagi negeri ini akan musnah! Fir’aun dan pengikutnya akan ditelan laut merah! Camkanlah! Bahwa tiada kekuasaan, melainkan kekuasaan Allah! Kini aku siap menghadapi kematian! Lemparkan diriku kedalam kuali berapi itu!”
Kemudian para algojo dzalim itu melemparkan tubuhmu kedalam kuali yang mendidih itu, sungguh wajahmu menyunggingkan senyuman, dan Allah telah memperlihatkan kepadamu gerbang surga yang terbuka untukmu dan anak-anakmu, Subanallah......betapa besar energi cinta sehingga mampu menepis perihnya siksa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar