Tasbih kerinduan
( sebuah kisah renungan tragedi cinta yang tak berarti )
Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...
Lelaki itu terpekur diatas sajadahnya. Hatinya begitu gelisah.Air mata masih terus meleleh membasahi wajahnya
Pagi yang cukup cerah, pagi
dimana delapan belas tahun yang lalu lelaki itu mengucapkan janji suci
meminang perempuan yang amat dicintainya.Pagi dimana delapan belas tahun
yang lalu keduanya mengikat janji untuk selalu menjaga cinta dan
kesetiaan mereka.Kicauan burung dan hembusan angin yang
sepoi-sepoi,seolah turut mengantarkan lelaki itu berjalan menuju sebuah
tempat yang teramat sangat istimewa. Setidaknya bagi dirinya. Karena
disana,ia bisa bermesraan sepuasnya dengan istri tercinta.
Bercakap-cakap berdua,tentang masa lalu mereka,tentang kisah cinta
mereka,dan tentang kemesraan yang terjadi antara mereka berdua.
“ Qabiltu nikahaha wa tazwijaha,Alifa binti Hamzah Assidiqi liy nafsiy bimahril madzkuur haalan.”
Saat itu, delapan belas tahun yang lalu,semuanya terasa begitu tenang.
Tak ada sedikitpun awan yang menutupi megahnya biru langit-NYA.
Mataharipun tersenyum manja dengan tidak terlalu menampakkan sinar
panasnya,dan angin berhembus tenang,menggerakkan dedaunan dan rerumputan
yang seolah terlihat bagai balerina dengan gerakannya yang memesona.
Semua seolah ingin menyaksikan sebuah perjanjian yang terucap untuk
mengikat dua manusia berbeda jenis untuk menjadi satu. Sebuah perjanjian
yang setara dengan perjanjian Rabb dengan Rasulnya.
Lelaki
itu terus berjalan menuju tempat itu untuk menemui istri tercinta.Tak
kuasa ia menahan airmata. Ada rasa bersalah atas apa yang telah ia
putuskan ini,Tapi, demi kebaikan buah hatinya,ia harus tetap
melakukannya. Airmata terus membanjiri matanya setelah ia hampir sampai
di tempat tujuannya.Bayangan istri tercinta semakin tampak jelas di
benaknya.
Kaki lelaki itu bergetar tatkala ia telah sampai di
tempat tujuannya.Begitu juga dengan hatinya yang turut merasakan getaran
itu. Ini tak seperti yang biasa ia rasakan ketika ia datang ke tempat
ini untuk menemui istri tercinta. Tapi rupanya tidak untuk hari
ini,karena ia membawa segunung beban yang harus ia sampaikan pada istri
tercinta. Lelaki itupun terpekur tempat itu, tempat dimana perempuan
yang sangat dicintainya tertidur untuk selamanya…!! Tempat yang menjadi
peristirahatannya,setelah ia syahid karena berjuang melahirkan anak
kedua mereka enam tahun lalu. Lelaki itu tertunduk pilu,dihadapan
gundukan tanah kuburan istrinya. Ia kembali menangis. Hatinya kembali
berbisik,seolah kembali berkata dengan sosok istri tercinta.
“Duhai istriku..hari ini aku datang bersama
Mungkin dirimu bertanya, siapa sosok yang ada dalam dfoto kecil dalam
sakuku Dia adalah…ah.. sebetulnya aku tak sampai hati mengatakannya
padamu karena aku tak mau melukaimu..Tapi…. maafkan aku,Sayang…
Hari
ini aku datang, di atas batu nisan peristirahatanmu,berdoa demi
keselamatanmu,dan keselamatan kami semua.Mungkin bukan restu,tapi kami
ingin memberitahumu bahwa aku akan memperkenalkanmu dengannya karena
kami berniat akan menikah.Dan anak-anak kita akan kembali merasakan
kehangatan,kasih sayang,dan cinta seorang ibu.Ya.. Perempuan berjilbab
itu cepat atau lambat akan menjadi istriku. Jangan
cemburu,Sayang….Lihatlah airmataku yang terus meleleh ini. Ini tanda
bahwa sesungguhnya aku merasakan beratnya beban yang kurasa dari
keputusan yang kuambil ini.Kumohon..jangan anggap ini sebagai sebuah
penghianatan.Semua kulakukan demi kebaikan..
Laki laki itu menarik nafas panjang dan menghapus air matanya yg masih terus meleleh..
“Ketahuilah Sayang..Ini keputusan terberat yang aku ambil selama aku
mengenalmu.Tapi aku ingat janji yang kita buat dulu saat malam pertamaku
bersamamu.Saat itu kita berjanji untuk membina sebuah keluarga yang
penuh cinta dalam keimanan dan ketaatan pada NYA. Ada satu kalimatmu yg
melatariku mengambil keputusan ini.Kau sudah membuatku berjanji untuk
melakukan segala yang terbaik untuk kebahagiaan keluarga kita berdua.
Sayang…Ini keputusan terbaik yang bisa kubuat.Aku bukannya sedang ingin
meminta ijinmu untuk memulai sebuah kehidupan baru tanpa
kehadiranmu.Bagiku,bagi buah hati kita,dan baginya,kau adalah bagian
dari kami yang tak pernah tergantikan,apalagi dilupakan atau hilang..
Hari ini aku datang memperkenalkan seorang anggota baru dalam keluarga
kita berdua.Bagiku,dialah pendamping kehidupanku kini,pengganti tugasmu
yang telah usai karena kau telah berpulang padaNYA.Dia adalah sosok ibu
dari anak anak kita berdua sebagaimana insya Allah,kaupun adalah ummi
bagi anak anak kami nanti.Kumohon, anggaplah dia sebagai adik bagimu.
Duhai istriku,tenanglah kau di sisi-NYA.Usah kau gelisah dalam tidur
panjangmu.Kami akan melanjutkan apa yang pernah menjadi janji suci kita
berdua.Tenanglah kau disana,nantikan kami hingga saatnya nanti kita
kembali berkumpul bersama sebagai keluarga yang bahagia di syurga-NYA..”
Laki laki itu menghapus airmatanya, dan beranjak pergi dari sana dengan
membawa keyakianan yang pasti. Hatinya kini lega,karena ia tahu,pasti
sang istri tercinta juga setuju dengan keputusan yang diambilnya.
Hatinya tiba-tiba berdesir. Angin yang berhembus tenang,menimbulkan
perasaan tenang dalam hatinya. Seolah membisikkan kata,tentang seuntai
mutiara dari istri tercintanya,sebagai jawaban atas apa yang baru saja
disampaikannya.
“ Duhai suamiku tercinta..,aku tahu bahkan
sangat tahu bahwa kau tak mungkin menghianati cinta dan
kesetiaanku,karena cinta dan kesetiaanmu padaku tak perlu diragukan
lagi..Aku sama sekali tidak keberatan Sayang…Aku justru bangga padamu..
Lakukanlah wahai lentera hatiku, aku ihlas… aku ridha.. karena aku
tahu,sampai kapanpun hatiku dan hatimu akan tetap menyatu..
Sayang….kaulah imam terbaikku,dan sampai kapanpun kau akan tetap jadi
imam kebanggaanku.. Kutunggu kau untuk berkumpul lagi bersamaku,bersama
keluarga baru kita,kelak di syurga-NYA..”
Lelaki itu tersenyum
penuh arti. Bismillah…ia yakin untuk melakukan keputusan ini. Semesta
seolah turut bertasbih, seiring tasbih cinta yang terpatri dalam
dada,untuk sang istri tercinta yang kan selalu tetap ada,meskipun ia
telah tiada.
“ Terimakasih, Sayang…. “ Gumamnya pelan.
teringat perjalanan kisah sembilan belas tahun silam....
Datang dari jauh berbekal sebuah niat dan ketulusan
Berharap suatu awal dari terwujudnya sebuah kebahagiaan
inilah kisah perjalanan cinta seoarang yang mencari setitik kebahagiaan dalam sebuah janji dan ketulusan
ada getar rindu yang teramat sangat..
ada getar takut yang membelenggu jiwa...
manusia punya fitrah
yang hanya menjalankan takdirNya
dan mewujudkan impiannya
bukan untuk melampiaskan
namun untuk masa depan cita dan cinta,,
Alam menasbihkan kerinduan,
hujan mengingatkanku akan cinta yang ingin kusematkan di dadamu
malam yang semakin larut membawa sebuah kenangan tentang kebersamaan kita
kutanya pada awan yang sedari tadi tak henti-hentinya meneteskan air
masih ingatkah engkau tentang kenangan manis kita
tentang tawa yang selalu mengingatkan ku pada bahagiamu…
tentang sebuah jalan yang kita lalui
dengan tergesa-gesa karena takut waktu akan menjebak kita pada kesulitan
masih ingatkah kau pada selembar kertas yang kau tuliskan kata cinta
yang engkau goreskan lewat pena hatimu
sepenuhnya hanya untukku…itu ungkapanmu...
masih ingatkah dikala enkau bermohon dalam doa dan aku yang meng aminkanya ...
masih ingatkah ketika engkau cium telapak tanganku sebagai tanda keberkahanku.....
masih ingatkah kau titipkan tasbih kecil sebagai bentuk penantianmu....
tapi awan hanya menangis dan masih tarus menangis hingga pagi membangunkan ku dari sebuah mimpi
buruk tentangmu
karena ia tak tau tentangmu
seperti aku yang tak pernah tau apakah kau juga merindukan dan memimpikan ku tadi malam…
kutanya pada awan senja ada apakah denganmu...
kutanya pada awan tentang ke adaanmu...
rindu mengusik pada relung jiwa yang kosong
rindu mengusik pada ruang jiwa yang tersakiti
dalam getar aku ukir namamu lewat tasbih rindu yang engkau titipkan padaku....
kumerasakan dalam keheningan dzikirku engkau berbisik halus dan manja seperti kala itu..
seakan kau berbisk padaku dengan lirih dan berucap duhai suamiku aku
akan segera datang padamu...percayalah padaku itu bisikmu padaku..
....
ya allah...
sucikan kami ...
ridloi kami...
ampuni kami...
segerakanlah pertemukan pada kami pada kehalalanMu
sesungguhnya apa bila engkau tak mempersatukan kami dalam naungan
kehalalanMu..kutak sanggup memikul beban esok dalam kehidupan yang kekal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar