Muslim yang paling baik adalah, “Seseorang yang membuat muslim lainnya
selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (HR Muslim). Mereka menjaga
lisannya dari segala ucapan yang bisa menyakiti hati orang.
Tidak menghina. "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah segolongan
kalian menghina golongan yang lain, boleh jadi (mereka yang dihina)
lebih baik (dari yang menghina)" (QS. Al Hujurat 49:11).
Tidak su’udzon. Selalu husnudzan (berbaik sangka). “…jauhilah
kebanyakan prasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa” (QS Al Hujurat: )
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia
mengucapkan kata-kata yang baik atau diam” (HR Bukhari Muslim). Bila
bicara dan diam sama maslahatnya, maka sunnahnya adalah diam.
Pembicaraan yang mubah bisa masuk dalam pembicaraan yang haram/dibenci”.
“Setiap ucapan Bani Adam membahayakan dirinya, kecuali amar ma’ruf nahi munkar dan Dzikrullah” (HR Trimidzi)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata, “ Sesungguhnya aku
termasuk muslim.” (QS. Al Fushilat : 33)
Dengarkan pembicaraan yang haq. Jika mendengar kebatilan, kita harus
menolong orang yang zalim dan dizalimi dengan mengalihkan pembicaraan,
menghentikan, atau meninggalkannya.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka kecuali bisikan dari
orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di
antara manusia” (QS.4:114)
Imam Asy-Syafi’I berkata, "Berpikirlah dahulu sebelum bicara. Jika
maslahat bicaralah. Jika mudharat/ragu-ragu, diamlah. Manusia diberi
dua telinga dan satu mulut supaya lebih banyak mendengar daripada
bicara.
“Tidak ada kebaikan dalam hidup ini kecuali diam namun berpikir atau berbicara dengan ilmu.” Sufyan Ats-Tsauri
Ibnu As-Sammak berkata, "Binatang buasmu ada di lisanmu, karena bisa
menfitnah siapa saja yang lewat di depanmu, kecuali tiga hal yang
menghalangimu; menyebut perkara yang ada padamu, menyebut perkara
dimana kesalahanmu lebih darinya, menyebut urusan dimana Allah telah
memaafkanmu.
"…berkatalah dengan perkataan yang benar". (QS Al Baqarah:263)
Berkata sesuai tempatnya. Tiap perkataan ada tempat terbaiknya dan tiap tempat ada perkataan terbaiknya.
Tidak kasar dalam berbicara. Hati-hatilah, kadang kelihatannya seperti
memberi nasehat tetapi ternyata mencaci maki (mengutuk/mencela)
anak/suami/istri/murid/bawahan.. Ketika ada orang kafir terbunuh dalam
perang Badar, Nabi bersabda : "Janganlah kamu memaki mereka, karena
dapat menyakiti orang-orang yang hidup" (HR An Nasai)
Berkata yang bermanfaat. "Diantara tanda kebaikan akhlak muslim adalah
meninggalkan apa yang tidak perlu"(HR Tirmidzi). "Demi Allah Aku tidak
suka menceritakan tentang seseorang". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).